OPTIMISME PT TOBA TENUN SEJAHTRA DEMI MEMPERKUAT EKOSISTEM KAIN ULOS SEBAGAI WARISAN BUDAYA
Published by Sugar & Cream, Friday 15 October 2021
Text Dinda Bestari, Image courtesy Toba Tenun Sejahtra
Preservation and Revitalization of Ulos Budaya Culture
Keberagaman budaya Indonesia yang kaya, termasuk kain khas yang dimiliki di tiap daerah lebih dikenal dengan istilah wastra nusantara. Wastra sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya sehelai kain. Tiap wastra memiliki motif, corak, dan warna yang berbeda antara satu dan lainnya dengan filosofi serta memiliki cerita di dalamnya. Begitu pun juga daerah Batak Toba, mereka memiliki wastra tersendiri, yang dikenal dengan nama Ulos. Namun, popularitas Ulos masih berada di bawah dibandingkan Batik dan Tenun Ikat Sumba untuk level domestik maupun global.
Oleh karena itu, memahami pentingnya peran Partonun (penenun) dalam ekosistem Ulos, PT Toba Tenun Sejahtra konsisten memberdayakan Partonun demi meningkatkan potensi dan keterampilan diri, sehingga dapat semakin kuat dalam menjaga, mewariskan dan melestarikan Ulos yang berkualitas dan memiliki filosofi penuh makna.
Dan pada konferensi pers daring bertajuk “Revitalisasi Budaya & Perkuat Ekosistem Kain Ulos”, PT Toba Tenun Sejahtra berkomitmen memperkenalkan dan melestarikan tenun Wastra Batak yaitu Ulos sebagai salah satu warisan budaya tekstil Indonesia. PT Toba Tenun Sejahtra sendiri sejak 2020, dengan merintis tiga fokus usaha secara paralel untuk perkuatan ekosistem tenun di Sumatra Utara. Tobatenun untuk platform distribusi produk tenun Sumatra Utara; BORU untuk usaha pengembangan dan komersial produk turunan tenun seperti ready to wear, accessories, dan home decor; sementara Jabu Bonang untuk usaha pengembangan komunitas artisan kain tenun di Sumatra Utara.
“Ulos merupakan warisan budaya bersejarah dan memiliki filosofi kehidupan mendalam serta berkaitan erat dengan keseharian masyarakat Batak. Menyadari potensi Ulos yang besar untuk dipasarkan di level nasional dan internasional, PT Toba Tenun Sejahtra berupaya untuk melakukan berbagai program kerja yang mencakup antara lain pelestarian budaya, pelatihan dan pendidikan perajin, serta pengembangan komunitas dan perempuan. Kami juga bekerja sama dengan lembaga pelatihan dan instruktur untuk membekali Partonun demi meningkatkan kompetensi mereka, baik dari sisi teknis maupun penciptaan desain. Sehingga kain Ulos tak hanya bernilai budaya namun juga berdampak positif pada ekonomi dan sosial, serta menambah kekuatan industri kreatif dan seni Indonesia. Lebih dari itu, dalam menjalankan model bisnis, kami memiliki 2 pilar utama yang fokus terhadap nilai sosial dan juga bisnis yang seimbang untuk dapat menghasilkan produk berkualitas ramah lingkungan yang tidak hanya memberikan nilai lebih kepada konsumen tetapi juga mendatangkan keuntungan bagi artisan yaitu para perajin kami yang biasa disebut Partonun,” ujar Kerri Na Basaria, Founder dan CEO PT Toba Tenun Sejahtra.
Tenun tidak dapat dilepaskan dari peran para penenun yang sebagian besar perempuan. Partonun perempuan menjadi sumber daya manusia utama untuk menghasilkan tenun berkualitas. Partonun adalah penjaga budaya yang bekerja demi kelangsungan warisan budaya, menjaga filosofi hidup orang Batak, serta kemahiran tradisional. Tenun tradisional menjadi salah satu cara dimana pengetahuan berharga ini diwariskan dari turun temurun dari para ibu ke anak-anak perempuannya. Dan saat ini, sektor tenun tradisional ini bertahan berkat generasi perempuan muda Indonesia lebih berdinamis karena memadukan kreativitas artistik dengan keterampilan bisnis.
Presented by Interni Cipta Selaras
Peran PT Toba Tenun Sejahtra terhadap peningkatan kompetensi dan kualitas hidup partonun pun turut dirasakan Denita Manihuruk, Mitra Partonun & Champion Jabu Bonang mengatakan, “Menjadi mitra partonun membuka banyak jalan untuk kehidupan yang lebih baik. Bersama Toba Tenun, saya telah mengikuti Lokakarya Tenun Motif Ulos dan Pewarnaan Alami. Tak hanya menambah keahlian tetapi juga pengetahuan holistik yang berhubungan erat dengan kehidupan partonun seperti gerakan fisioterapi sederhana dan kesehatan reproduksi. Tentunya fasilitas dan pendampingan yang berkelanjutan ini, membantu bagi kami para perajin untuk meningkatkan kemampuan baik menjadi penenun maupun kewirausahaan. Besar harapan agar semakin banyak partonun mendapatkan kesempatan yang sama seperti yang saya dapatkan sehingga nantinya ekosistem tenun semakin besar, kuat, dan berkualitas dan berdampak kepada peningkatan perekonomian hidup kami”.
PT Toba Tenun Sejahtra optimis melalui berbagai program yang dilakukan bersama mitra stretegis lainnya dapat membuka kesadaran publik mengenai pentingnya demi menjaga dan melestarikan wastra nusantara, khususnya wastra Batak. PT Toba Tenun Sejahtra berharap upaya yang dilakukan juga dapat memberikan dampak positif bagi keseluruhan ekosistem tenun sehingga menjadi bagian dari peningkatan perekonomian daerah maupun nasional.
APARTAMENTO X BD COLLECTION
Apartamento and BD Barcelona have partnered to create a unique collection of everyday objects by four artists, showcasing creative freedom and...
read moreSEJAUH MATA MEMANDANG PRESENTS ''Republik Sebelah Mata'' AT JFW 2025
Sejauh Mata Memandang, in collaboration with Eko Nugroho and Felix Tjahyadi, presented a special collection at JFW2025, "Republik Sebelah Mata,"...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more