2016 Collection from Molteni&C
Published by Sugar & Cream, Friday 15 July 2016
Sejak didirikan pada tahun 1934 di Italia, tepatnya di Giussano, Brianza, hanya beberapa kilometer dari Milan, Molteni&C terus berkembang dan hingga kini kian memantapkan diri sebagai salah satu brand furnitur terdepan berskala global yang hadir di lebih dari 80 Negara. Produk-produk Molteni&C senantiasa membawa apa yang menjadi cetak biru brand ini; kombinasi antara tradisi panjang keterampilan tangan dan teknologi inovatif. Hal ini pun terepresentasikan dengan lugas pada koleksi tahun 2016, sebagai berikut:
Koleksi Molteni&C tersedia melalui showroom flagship Molteni&C di Jakarta melalui Heim.
505 – Nicola Gallizia
Sistem modular andalan Molteni&C telah diperbarui untuk menawarkan sistem furnishing yang selaras dengan gaya hidup kontemporer. Inovasi utama terletak pada pengenalan tipe baru dari reinforced surface, yang menggunakan material komposit ringan di dalamnya: reticulated PVC foam, yang biasa digunakan untuk membuat blade pada turbin angin. Bagian finish kini juga diperkaya dengan graphite oak.
Glove Up – Patricia Urquiola
Glove-Up merupakan evolusi dari tema desain dengan tingkat ketelitian tinggi. Menampilkan garis-garis desain yang berliku dan saling terhubung. Sebuah keseimbangan bentuk yang mengalir dari bagian sandaran ke kaki-kaki. Dilapisi fabric atau kulit, kursi ini memunculkan kesan fun dan luwes, yang memungkinkannya beradaptasi dalam tatanan interior klasik maupun kontemporer.
Domino Next – Nicola Gallizia
Nicola Gallizia mengembangkan serangkaian unit serba guna dan saling melengkapi, seperti meja oval kecil dan pouf. Terbuat dari baja, kayu, batu, tekstil, dan kulit. Warna, material, dan bentuk menjadi inspirasi sekaligus perpaduan dalam koleksi ini.
Asterias – Patricia Urquiola
Asterias adalah meja bundar berukuran besar, dengan central base yang bentuknya menyerupai kaktus dan enam panel kayu 3D printed. Tersedia dalam material kayu, graphite oak, gray oak, dan eucalyptus.
Glove Up – Patricia Urquiola
Glove-Up merupakan evolusi dari tema desain dengan tingkat ketelitian tinggi. Menampilkan garis-garis desain yang berliku dan saling terhubung. Sebuah keseimbangan bentuk yang mengalir dari bagian sandaran ke kaki-kaki. Dilapisi fabric atau kulit, kursi ini memunculkan kesan fun dan luwes, yang memungkinkannya beradaptasi dalam tatanan interior klasik maupun kontemporer.
D.355.1 – Gio Ponti
Sebuah kreasi rak buku yang telah beberapa kali didesain ulang oleh arsitek hebat asal Milan. Kini diperbarui dalam versi yang diperuntukkan bagi rumah sang desainer di Milan, dengan material elmwood, warna putih yang berasal dari cat tangan, dan dua partisi.
Chelsea – Tobia Scarpa
Didesain oleh Rodolfo Dordoni pada tahun 2014, kini oleh Tobia Scarpa koleksi Chelsea diperkaya dengan tiga item baru; sofa, armchair (keduanya dilengkapi snug backrest), dan bangku. Ketiganya didesain untuk menciptakan sebuah sudut penuh kenyamanan di living room. Setiap komponen dari koleksi Chelsea mengekspresikan keahlian tradisional dalam mengolah material mentah berkualitas tinggi dengan imbuhan berupa atensi terhadap detail.
Domino Next – Nicola Gallizia
Nicola Gallizia mengembangkan serangkaian unit serba guna dan saling melengkapi, seperti meja oval kecil dan pouf. Terbuat dari baja, kayu, batu, tekstil, dan kulit. Warna, material, dan bentuk menjadi inspirasi sekaligus perpaduan dalam koleksi ini.
MHC.2 – Yasuhiko Itoh
Yasuhiko Itoh merancang ulang rak buku berdasarkan prototipenya yang dibuat tahun 1959 dari kayu yang dibengkokkan. Hasilnya adalah kreasi furnitur yang elegan dan hanya diproduksi sebanyak 100 unit. Bilah-bilah kayu yang membentuk frame, memiliki lapisan dalam dari kayu iroko dengan lapisan ganda dari poplar.
Reticolo – Ron Gilad
Keterkaitan antara geometri dan desain industrial adalah elemen yang selalu hadir dalam furnitur rancangan Ron Gilad. Tidak terkecuali Reticolo, sebuah sistem modular kecil dengan metal joint inovatif yang memungkinkan kreasi ini tampil sebagai rak buku terbuka atau unit penyimpanan tertutup dengan laci. Tersedia secara eksklusif dalam struktur walnut Italia.
Diamond – Patricia Urquiola
Riset dan eksperimentasi berkelanjutan dengan material inovatif dan berkarakter, untuk mengintegrasikan produk-produk yang sudah ada dan produk-produk baru di dalam koleksi, menghasilkan versi pengembangan dari Diamond. Kini kreasi ini juga tampil dengan frame dalam finish tembaga dan marble top.
Miss – Tobia Scarpa
Sebuah remake dari kursi Miss yang didesain Afra dan Tobia Scarpa di tahun 1986. Bagian kaki dibuat ramping dan bercabang untuk memastikan stabilitas. Bagian depan dibengkokkan untuk membentuk armrests dan juga membentuk lekukan pada backrest. Tobia Scarpa merancang ulang bagian armrest joint untuk membuat kursi lebih nyaman dan linier.
D.153.1 – Gio Ponti
Armchair yang didesain Gio Ponti di tahun 1953 untuk rumahnya di via Dezza, Milan. Diproduksi dengan frame dari satin brass dan penutup dari kulit atau fabric.
Paul – Vincent Van Duysen
Paul merupakan rangkaian sofa dengan proporsi elegan dan garis-garis desain yang menenangkan. Kreasi ini meliputi divans linier, komposisi angular, chaise longue dan islands, seluruhnya dengan single seat cushion. Ringan adalah impresi yang seketika mengemuka dari Paul.
Jan – Vincent Van Duysen
Jan terdiri dari elemen-elemen struktural yang terbuat dari metal, dengan finish timah atau tembaga, yang membawa nuansa ringan dan tenang. Sementara eucalyptus atau oak, bebatuan dan kaca, yang digunakan pada bagian permukaan, secara elegan merancang ulang proporsinya.
BAROVIER&TOSO: THE HOLIDAY WINDOW DISPLAY
Barovier&Toso has just unveiled its new holiday window display curated by vandersandestudio featuring iconic vases and the new collection.
read moreHERMÈS CHEZ MIX JAKARTA
At Hermès Pacific Place, guests invited to participate in simple games via Chez Mix Conveyour displaying a curated selection of Hermès Fashion Jewelry.
read moreTHE (NEW) PAUL CLASSIC AT SEIBU, GRAND INDONESIA
PAUL Classic at SEIBU Grand Indonesia offers a unique dining experience in Jakarta, blending French flavors with an authentic Parisian atmosphere.
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more