Museum MACAN Presents “Why Let the Chicken Run?” And “Manifesto” Exhibitions
Published by Sugar & Cream, Thursday 19 March 2020
Text by Auliya Putri, Images Courtesy of Museum MACAN
Highlighting the Importance of Video & Performance Art
Tahun 2020 dibuka Museum MACAN dalam penampilan yang berbeda dari biasanya. Dua pameran istimewa; Melati Suryodarmo: Why Let the Chicken Run? dan Julian Rosefeldt: Manifesto, menegaskan peran penting dari seni video dan pertunjukan dalam konteks seni kontemporer dunia. Kedua pameran ini berlangsung beriringan hingga 31 Mei 2020, dimana penyajiannya pun melalui cara-cara kreatif baru terbilang langka.
The Black Ball
Why Let the Chicken Run? adalah pameran tunggal perdana dari Melati Suryodarmo di Museum MACAN. Sudah menjadi khas dirinya untuk menampilkan karya yang menantang fisik, psikologis, dan berdurasi panjang. Seperti karya berjudul The Black Ball (2005) yang dilakukan antara delapan hingga sepuluh jam, selama empat hari. Atau I’m a Ghost in My Own House (2012) yang berdurasi selama 12 jam. Ada juga karya berjudul Exergle – Butter Dance (2000) yang merupakan karyanya yang paling popular.
Kleidungsaffe
Setiap karya-karyanya Melati memperlihatkan sisi berbeda entah itu dari penyampaian maupun praktik artistiknya. Tak hanya seni pertunjukan yang fenomenal, seniman ini turut memamerkan artefak-artefak dari penampilannya seperti dokumentasi foto maupun video yang bersifat historis. Pameran ini akan membuka dialog tentang tubuh, memori dan penjelajahan mendalam tentang makna menjadi manusia.
Presented by Zipblind & Vivianne Faye
Berkolaborasi dengan Art Gallery of New South Wales, Sydney, Australia, Museum MACAN menampilkan “Manifesto” di Indonesia. Melalui pameran ini, Anda diajak untuk memasuki ruangan gelap yang dipenuhi dengan layar besar menampilkan karya “Manifesto” yang terbagi dalam 13 bagian. Aktris ternama Cate Blanchett menjadi bintang utama yang memerankan 13 karakter berbeda, membawakan monolog yang dibentuk dari kolase manifesto para perupa dunia; Futuris, Dadais, perupa Fluxus, Suprematis, Situasionis, Dogme 95. Dengan menyusun ulang gagasan-gagasan ini, Rosefeldt memberikan penghormatan terhadap tradisi manifesto perupa, juga menegaskan peran penting perupa dalam masyarakat masa kini.
Manifesto
“Seni pertunjukan dan seni video adalah fondasi dari praktik seni kontemporer. Kami dengan bangga menampilkan dua perupa penting ini untuk audiens Indonesia. Kami berharap dengan mengembangkan dan mempresentasikan gagasan para perupa yang berpengaruh dalam tataran global, kami dapat memperkuat dinamika medan seni Indonesia, juga membuka kesempatan bagi audiens untuk mengapresiasi beragam bentuk praktik kesenian dan berpartisipasi dalam dialog seni kontemporer dunia,” ujar Aaron Seeto, Direktur Museum MACAN.
Sweet Dreams Sweet
Untuk info lebih lanjut mengenai jam performans maupun harga tiker masuk, sila mengunjungi www.museummacan.org
VICHY COLLECTION BY KASTHALL
Kasthall introduces the VICHY collection, a modern and contemporary take on the classic Gingham pattern, featuring high-quality wool and yarn for...
read moreCROPELLI PARTICIPATION IN AQUA AT MILAN DESIGN WEEK 2024
Cropelli’s Alyssia debuts at the Fuorisalone (MDW) in AQUA, the new project of Archiproducts Milano project signed by STUDIOPEPE. April 15 -21, 2024 on...
read moreTHE 7TH EDITION OF ALCOVA MILANO – APRIL 15 - 21,2024
During Milan Design Week 2024, the 7th edition of Alcova Milano will take place at Villa Borsani and Villa Bagatti Valsecchi from April 15-21, 2024. Come...
read moreNUANU X SETTER HADIRKAN KOMPETISI ARSITEK
Nuanu berkolaborasi bersama SETTER co-working space meluncurkan sebuah kompetisi arsitektur untuk merancang dan membentuk co-working space terkemuka di...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more