Fashion Rhapsody – Harmoni Bumi
Published by Sugar & Cream, Tuesday 21 May 2019
Text by Auliya Putri, images courtesy of Tim Muara Bagdja
For Mother Earth
Ariy Arka, Ayu Dyah Andari, Chintami Atmanagara, dan Yulia Fandy menggagas sebuah acara yang tidak hanya berbicara soal fashion namun juga menyampaikan kepedulian terhadap bumi dan isinya, bertajuk Fashion Rhapsody. Para desainer pun sepakat untuk bersama mengajak masyarakat untuk sadar pentingnya menjaga bumi dan memperbaikinya dari kerusakan yang sudah terjadi.
Pre-event Fashion Rhapsody sudah diselenggarakan pada 30 April 2019 di Hallf Patiunus, Jakarta. Dan pagelaran akbarnya akan diadakan pada bulan Agustus 2019 mendatang.
Ayu Dyah Andari
Presented by Maison Haim
“Intinya, apa yang telah kita nikmati dari bumi selayaknya kita kembalikan ke bumi, secara bertahap, dengan tindakan yang sesuai dengan kapasitas kita masing-masing. Siapa pun boleh turut serta selama memiliki visi dan misi yang sama dengan gagasan Fashion Rhapsody” ujar Ariy Arka.
Ayu Dyah Andari
Pada pre-event, para desainer dengan apik menampilkan koleksi busana masing-masing dalam balutan suasana permai. Di mana melalui panggung pagelaran busana, penonton diajak untuk memasuki sebuah atmosfir alam dengan panorama hutan rindang. Pagelaran dimulai oleh koleksi dari Yulia Fandy yang mempersembahkan busana siap pakai dari label Yeef. Bertajuk Gaia, koleksi ini merupakan impian Yulia yang ingin mengembalikan citra bumi ketika masih bersahaja lewat karyanya. Ia tampilkan dalam busana yang sederhana tanpa aksen yang berlebihan.
Yulia Fandy
Lalu dilanjutkan oleh Chintami Atmanagara yang tergugah oleh potongan bebatuan, yang tak disangka memiliki bentuk abstrak yang sungguh indah. Menampilkan koleksi dengan desain yang terlihat abstrak dengan garis tak beraturan dan multiwarna. Motif abstrak ini Ia tanamkan di atas tenun organdi yang dipesan langsung dari penenun di Garut. Dan demi menguatkan kesan mewah, Chintami menembah beberapa embellishment seperti payet, bebatuan, ragam pita, maupun renda.
Yulia Fandy dan Ariy Arka
Sedangkan Ayu Dyah Andari menampilkan koleksi yang terinspirasi dari gurun pasir dengan tetap menyematkan bunga mawar yang sudah menjadi ciri khasnya. Lima belas set koleksi dipersembahkan secara lengkap, mulai dari busana siap pakai yang bergaris sederhana berwarna gading hingga busana pengantin yang mewah berwarna baby rose.
Ariy Arka
Sebagai penutup, Ariy Arka menyajikan koleksi yang terinspirasi dari rasa miris dan kepeduliannya terhadap keadaan hutan saat ini. Di mana ia menampilkan gaya abstrak yang ditambahkan dengan unsur plastik. Kenapa plastik? Ariy ingin memberitahu bahwa limbah plastik sangat mungkin untuk dimanfaatkan kembali menjadi unsur mode yang menawan. Melalui pagelaran ini pun Ariy memperkenalkan label khusus bernama Ariy Arka X WWF yang hasilnya akan disumbangkan sebesar 30% untuk WWF dan 10% untuk Dompet Dhuafa.
Chintami Atmanagara
Chintami Atmanagara
APARTAMENTO X BD COLLECTION
Apartamento and BD Barcelona have partnered to create a unique collection of everyday objects by four artists, showcasing creative freedom and...
read moreSEJAUH MATA MEMANDANG PRESENTS ''Republik Sebelah Mata'' AT JFW 2025
Sejauh Mata Memandang, in collaboration with Eko Nugroho and Felix Tjahyadi, presented a special collection at JFW2025, "Republik Sebelah Mata,"...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more