Citra Lawas – Menghidupkan Kembali Batik Antik dan Motif Langka
Published by Sugar & Cream, Monday 02 October 2017
Text by Astrid Lim, photography by Muhamad Arif Budiman dan S&C
Galeri Alun-Alun Indonesia – Merayakan Hari Batik Nasional bersama Citra Lawas
Untuk penggemar motif batik antik, kesempatan ini tak boleh dilewatkan. Citra Lawas, brand batik milik pengusaha, kolektor dan pencinta batik ternama Hartono Sumarsono, menggelar pameran batik tradisional di Galeri Alun-Alun Indonesia, dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh di tanggal 2 Oktober.
Jika Anda memiliki batik antik yang berumur hingga ratusan tahun, apa yang akan Anda lakukan? Bagi Hartono Sumarsono, jawabannya hanya satu: berikan kesempatan bagi masyarakat umum untuk bisa menikmatinya.
Seperti halnya lukisan antik Monalisa atau karya-karya Van Gogh Andapun bisa menikmati dalam bentuk poster yang dijuali di museum. Demikian juga dengan batik antik dengan motif yang hampir punah kini bisa Anda nikmati bahkan kenakan untuk acara-acara istimewa.
Hartono Sumarsono adalah seorang pencinta, pengusaha dan kolektor batik yang sudah memperoleh penghargaan atas usahanya melestarikan batik di Indonesia. Hartono memulai bisnis batiknya pada tahun 1972 lewat Batik Kencana Ungu dan Batik Citra Lawas. Sejak tahun 1980-an, Hartono juga mulai mengoleksi beragam batik Indonesia akibat kekhawatirannya atas motif-motif batik yang kerap dibeli oleh orang asing dan dibawa ke luar negeri.
Batik Citra Lawas dikhususkan untuk mengangkat kembali motif-motif lawas dari batik antik yang berusia puluhan hingga ratusan tahun. Batik reproduksi Citra Lawas dibuat dengan teknik tulis di atas kain katun bermutu tinggi dengan tetap mempertahankan motif yang asli tanpa membatasi kreativitas warna dan latar. Usaha yang luar biasa untuk melestarikan motif batik Indonesia yang sudah nyaris punah.
Hartono Sumarsono & Pincky .S.R Sudarman
Pada eksibisi yang digelar tanggal 21 September – 9 Oktober 2017 ini, Hartono Sumarsono menampilkan batik-batik reproduksi dari motif batik antik koleksinya yang dibuat oleh para pembatik andal seperti C.M. Meyer, B. Fisfer, L. Metzelaar, Oh Yoe May Nio dan Kwee Siauw Tjay pada tahun 1870-1940an. Sekilas batik-batik yang terpajang nyaris seperti kain batik antik atau kuno dalam kondisi baru. Bahkan beberapa kain terlihat tampil dengan warna yang lebih terang. Namun ada satu hal yang harus diketahui bahwa batik reproduksi ulang dari motif langka atau batik antik, itu sekilas memang sangat menawan dan halus. Hanya saja, semua reproduksi itu menghasilkan batik yang hanya satu sisi. Alasan utama untuk mengurangi waktu penyelesaian. Karena rata-rata sehelai kain dengan satu sisi memakan waktu 4-8 bulan untuk memproduksi detail dari motif antik.
Para pembatik andal yang bekerja mereproduksi motif batik tersebut berasal dari berbagai daerah di Jawa termasuk Pekalongan, Banyumas, Cirebon dan Lasem.
Bagi Anda pencinta batik dan ingin mengenakan sehelai batik dengan motif atau bahkan replika sehelai kain batik kuno, Citra Lawas menyediakan koleksi wajah lama dengan kemasan baru. Selamat Hari Batik Nasional 2018!
PAÑPURI'S ART OF GIFTING COLLECTION – JOURNEY TO THE PEAK
Discover three new scents of the PAÑPURI's JOURNEY TO THE PEAK collection, which allows you to share happiness and well-wishes with yourself and your...
read moreNILUFAR AT SALONE ART + DESIGN IN NEW YORK
At Salone Art + Design in New York ( November 8-11, 2025) , Nilufar presented a curated selection of pieces that showcase the gallery’s vision of design...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreJFW 2025 OPENING PARADE ''Kain Nusantara''
Jakarta Fashion Week 2025 kicked off with a vibrant "Kain Nusantara" fashion parade, showcasing designs and brands using wastra fabrics, in line with the...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more