Air House by Yakusha Design
Published by Sugar & Cream, Monday 23 November 2020
Text by Dinda Bestari, Image Courtesy of Yakusha Design
Combination of Minimalism Modern and Primitive Cave
Dunia modern membangkitkan dua kecenderungan berbeda: di satu sisi – keterbukaan dan kejujuran penuh, hampir transparansi hidup kita, dan di sisi lain – kembali ke asal-usul, persatuan dengan akar alami kita, dan kesederhanaan gaya hidup yang maksimal. Rumah kabin kaca dengan titik mata 270 derajat dan interior minimalis yang simpel namun shopisticated ini memenuhi kedua tren serta diharapkan sang penghuni di dalamnya merasakan pengalaman yang tak terlupakan.
Proyek ini sebenarnya dikembangkan sebagai rumah liburan bagi para surfer, yang ingin menikmati tontonan ke luar jendela maksimal dengan tetap menjaga privasi.
Presented by Coulisse | INK
Ide di balik kabin tebing minimalis ini, terletak di atas batu di atas fondasi beton kuat, adalah demi menciptakan ‘kesan’ arsitektur yang menghadap ke laut tanpa bobot. Pilar pusat menempati ruang internal kecil dan pada saat bersamaan menampung sebagian besar simpul teknik dan komunikasi, memaksimalkan ruang serta ‘’membuka’’ pemandangan Samudra Atlantik. Privasi kabin dicapai dengan sistem tirai jendela terintegrasi di sekelilingnya.
Kabin dengan interior berkonsep terbuka minimalis seluas 48 meter persegi ini, terdiri dari hanya furnitur dan elemen interior yang penting. Palet warna krem yang hangat memberikan getaran dan cosinus rumahan terlepas dari kondisi cuaca dan “suasana” laut di luar. Zona fungsional – ruang tamu, dapur, kamar tidur, dan kamar mandi – mengalir tanpa terlihat dari satu ke yang lain. Secara gaya ruang ini merupakan kombinasi minimalis dan desain primitif seperti ‘’gua’’ dengan ciri-ciri sebagai berikut, garis lurus, bentuk furnitur yang membulat, berlimpahnya bahan alami, dan permukaan taktil.
Semua furnitur – sofa modular, tempat tidur ganda, kursi rendah, meja kopi kayu, dan meja kerja – customized dan terikat ke ‘bumi’ untuk menghindari tumpang tindih tampilan dramatis. Pencahayaan terdiri dari dua sistem independen, seperti pita LED di sekeliling langit-langit dan tiga lampu meja bundar untuk membaca di malam hari. Untuk menghemat ruang, kamar mandi terletak tepat di depan zona memasak dan privasinya dijaga oleh dinding kaca dengan pengaturan transparansi. Sistem saluran pembuangan disembunyikan di lantai, semua pipa ledeng berwarna hitam dan dibuat dengan gaya minimalis.
Elemen desain yang digunakan pada proyek ini adalah material berkelanjutan, seperti pilar tengah ditutup berbahan panel jerami organik, pondasi terbuat dari beton daur ulang, lantainya ditutup dengan papan kayu bekas serta langit-langitnya dilapisi dengan plester tanah liat.
Project name – “The Air”
Year – 2020 / not completed
Area – 48 sq. m.
Location – Portugal, The Atlantic coastline
Architect – Victoria Yakusha
Visualization – Serhiy Chornousov
ORTENSIA RESTAURANT BY CHRIS SHAO STUDIO
Chris Shao's French-Japanese restaurant, Ortensia, in Shanghai, blends Parisian sophistication, Japanese elegance, and Shanghai's charm, incorporating...
read moreBAROVIER&TOSO PRESENTS BAROVIER&TOSO COLLAGE
Barovier&Toso unveils Barovier&Toso Collage, a visually stunning project showcasing the elegance and versatility of its products, reinterpreting Venetian...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more