presented by

RESURRECTION COLLECTION BY ADITH

SHARE THIS
2.69K

Published by Sugar & Cream, Thursday 21 December 2023

Images courtesy of Adith

Sustainable fashion becomes the issue.

Limbah fesyen hingga kini masih menjadi isu global yang belum terpecahkan. Industri fesyen sendiri bertanggung jawab atas 10% emisi gas karbon dunia dan menyumbang setidaknya 12 miliar kilogram sampah pakaian ke tempat pembuangan sampah setiap tahunnya. Berangkat dari kegelisahan ini, desainer muda berbakat, ADITH, tergerak untuk memulai konsep berkelanjutan sejak tahun 2022. Berlanjut hingga kini, ADITH baru saja merilis koleksi terbarunya bertajuk “Resurrection” pada 30 November 2023 di Presidential Suites Raffles Jakarta.

Jika sebelumnya ADITH mengusung program zero waste, pada tahun ini ia lebih mengedepankan konsep ‘recycle’ yaitu konsep mengolah kembali sisa bahan menjadi bahan yang dapat digunakan kembali. Sesuai dengan tajuk koleksi, ADITH banyak menggunakan material daur ulang seperti limbah botol plastik daur ulang transparan, kulit limbah interior, serta busa tambal sulam. Tak lupa ADITH juga memanfaatkan kain perca dengan bahan dasar duchess liquid yang biasa digunakan untuk gaun pengantin. Pemilihan bahan ini sejalan dengan konsep slow fashion, karena bahan duchess memiliki kualitas yang bagus, proper, kaku, dan keras sehingga tidak mudah kusut dan rusak.


Presented by Interni Cipta Selaras

Material daur ulang diubah menjadi potongan busana bergaya ultra feminim khas tahun 1950-an yang formal nan elegan. Pemilihan warna langit biru merupakan wujud kerinduan akan langit biru cerah, mengingat belakangan ini langit sering tertutup polusi udara. “Saya mencoba membuat bahan daur ulang ini menjadi sebuah karya seni indah yang dapat dipasarkan dan memiliki kegunaan juga daya pakai. Koleksi yang datang dari hatiku ini tentang cinta, tentang warna, keberanian seperti berani keluar dari zona nyaman, dan upaya membawa perubahan. Meski koleksi ini juga merupakan bentuk keprihatinan, bukan berarti harus mengeluarkan koleksi serba hitam,” kata ADITH.


Hampir satu dekade ADITH berkarya di dunia fashion, ia tidak hanya fokus menghasilkan koleksi busana berkelanjutan. Lebih dari itu, ADITH juga aktif mengajar kelas menjahit untuk perempuan penyintas kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan manusia, korban PHK pasca-Covid, dan UMKM kota kecil. “Dan saya melakukan semua itu karena saya ingin berinvestasi pada orang lain, berinvestasi pada komunitas saya, dan menggunakan talenta unik saya untuk menciptakan perubahan yang sangatlah penting,” terang ADITH.

Acara peluncuran koleksi “Resurrection” berlangsung intimate dengan mengundang sekitar 25 tamu undangan yang terdiri dari media cetak, online, dan TV. Serta beberapa value customer yang terdiri dari Duta besar Finlandia, Maroko, Ukraina, Bosnia dan Herzegovina, Puteri Indonesia, Puteri dari Kasunanan Surakarta, public figure, bussiness owner, Jajaran Kementrian Luar Negeri dan Pariwisata Ekonomi Kreatif, juga dari Asosiasi Desa Kreatif. (FE)

Coulisse | INKZipblind & VF