SEJAUH MATA MEMANDANG – HARMONATURE: HARMONIZING THE NATURE OF NUSANTARA
Published by Sugar & Cream, Wednesday 09 August 2023
Images courtesy of Sejauh Mata Memandang
The Natural Beauty of Indonesia Wrapped in Eco-Friendly Fabrics
Sejauh Mata Memandang (SMM) menjadi label fashion Indonesia yang terus berkampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak lingkungan, terutama pada tekstil. SMM menampilkan pakaian kontemporer yang memadukan budaya Indonesia yang ramah lingkungan pada konser musikal “Harmonature: Harmonizing the Nature of Nusantara” yang diadakan pada awal Juni lalu oleh kedutaan Indonesia di Bulgaria. Dengan arahan kreatif dari Jay Subyakto dan Erwin Gutawa, acara ini digagas oleh Kedutaan Indonesia di Bulgaria dan Duta Besar Iwan Bogananta dari Bulgaria, Albania, dan Makedonia Utara.
Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif SMM, mengatakan, “Selain mengenalkan kebudayaan dan alam Indonesia kepada masyarakat Bulgaria, SMM memiliki tujuan untuk mengajak sebanyak mungkin penggiat industri fesyen untuk berkolaborasi untuk mengubah perilaku, menciptakan ekosistem yang lebih ramah lingkungan melalui proses pengelolaan tekstil yang lebih bertanggung jawab, seperti pemilihan bahan, proses pewarnaan, dan kolaborasi bersama pengrajin lokal.”
Dengan menampilkan ansambel busana yang berasal dari berbagai inspirasi dan koleksi, dimana dipercantik oleh koleksi aksesori lokal seperti Manjusha (@manjushanusantara) dan tas Sakombu ( instagram @sakombu), memberikan sentuhan tambahan pada seluruh koleksi.
Presented by Zipblind
Koleksi Daur Ulang: Industri fesyen merupakan salah satu penyebab utama polusi dan perubahan iklim di seluruh dunia, dan merupakan penyumbang limbah terbesar kedua. Sejak 2019, SMM telah berusaha untuk mengurangi jumlah tekstil yang dibuang dan memperpanjang umur kain agar tidak menjadi limbah permanen. Koleksi Daur Ulang menggunakan kain sisa produksi untuk membuat pakaian, tas, dan aksesori baru.
Koleksi Tenun Tuban Gedog: SMM bekerja sama dengan pengrajin lokal dari Kabupaten Tuban, Jawa Timur, untuk membuat serangkaian kebaya yang dihiasi dengan manik-manik dan dibuat dari kain tenun Gedog yang khas. Semua proses produksi kain Gedog—mulai dari penanaman pohon kapas, pemintalan, penenunan, batik, dan pencelupan alami menggunakan teknik celup—dilakukan secara bertanggung jawab oleh pengrajin lokal.
Koleksi Batik Cap: Koleksi ini menampilkan pola-pola unik SMM yang dibuat dengan metode batik cap tradisional menggunakan alat stempel tembaga dan lilin. Pengusaha rumahan dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari Desa Watukebo di Banyuwangi dan Desa Karangjompo di Pekalongan bekerja sama dengan SMM. Untuk koleksi ini, tencel dan katun dipilih karena nyamannya di iklim tropis Indonesia dan karena proses pembuatan yang dilakukan oleh pengrajin lokal yang bertanggung jawab. SMM bekerja sama dengan pengrajin terampil yang mahir dalam teknik pewarnaan alami dari Desa Sembiran di Bali Utara untuk mendapatkan warna yang diinginkan.
Koleksi Tenun Sutera Bugis: SMM terinspirasi oleh pakaian dan kain adat suku Bugis dari Sulawesi Selatan, seperti baju bodo, atasan Bugis, yang dipadukan dengan bawahan yang dibuat dari sarung tenun sutera dengan pola kotak-kotak dan warna-warna cerah yang disebut Lipa’ Sabbe. Para penenun sutera di kota Sengkang, Kabupaten Wajo, membuat potongan-potongan ini dengan tanggung jawab.
Selain berusaha menjadi jenama yang lebih bertanggungjawab dan menjalankan bisnis secara sirkular, SMM juga konsisten melakukan berbagai kegiatan inisiatif dalam merawat bumi dan bekerja sama dengan para mitra. Saat ini, SMM bekerja sama dengan Yayasan HAkA dan Forum Konservasi Leuser, dan didukung oleh seluruh Sahabat Sejauh yang telah berupaya untuk melestarikan dan melindungi Kawasan Ekosistem Leuser di Aceh Timur sebagai suaka bagi beberapa satwa langka seperti Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, Badak Sumatera, dan Orang Utan Sumatera.
Hingga awal tahun 2023, SMM telah memperluas area restorasi hutannya dari 6 hektare menjadi 20 hektare. Dengan setiap pembelian produk SMM, Kawan Sejauh menanam satu pohon untuk program restorasi hutan di Kawasan Ekosistem Leuser demi membantu menjaga mata pencaharian masyarakat setempat dan planet kita.
PAÑPURI'S ART OF GIFTING COLLECTION – JOURNEY TO THE PEAK
Discover three new scents of the PAÑPURI's JOURNEY TO THE PEAK collection, which allows you to share happiness and well-wishes with yourself and your...
read moreNILUFAR AT SALONE ART + DESIGN IN NEW YORK
At Salone Art + Design in New York ( November 8-11, 2025) , Nilufar presented a curated selection of pieces that showcase the gallery’s vision of design...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more