The Restaurant by Caesarstone & Tom Dixon
Published by Sugar & Cream, Tuesday 03 May 2016
Four Conceptual Kitchen Installations di Rotonda dell Besana, Milan
Apa jadinya ketika sebuah perusahan terdepan batu kuarsa berkolaborasi dengan desainer ternama asal Inggris dan pakar kuliner dari studio desain Arabeschi di Latte ? Salah satu pameran yang banyak mendapat perhatian media, pencinta desain dan kuliner saat berlangsungnya ajang Milan Design Week 2016 dan Salone del Mobile tidak lain The Restaurant yang menempati gedung bersejarah Rotonda dell Besana, sebuah museum anak (MUBA) di kota Milan. Sedikitnya ada empat publikasi internasional terdepan menorehkan pujian dan rekomendasinya dengan The Restaurant. Ke empat publikasi internasional terdepan itu tidak lain :
New York Times – Salone del Mobile’s Most Inviting Design Element: Food
Architectural Digest USA – 8 Stunning Installations You Can’t Miss During Salone del Mobile 2016
Wallpaper magazine – Selected as one of the Five Finest Corriere della Sera – The Best of Milano Design Week 2016
Perayaan warna dan tektur terbaru untuk koleksi Caesarstone di 2016 dapat dibaca di artikel ‘Caesarstone – 2016 Collection’.
Saksikan juga tayangan video resmi dari Caesarstone berjudul “Caesarstone & Tom Dixon’s ‘The Restaurant’ at Milan Design Week 2016”.
The Restaurant adalah sebuah pameran instalasi dapur yang berfungsi sekaligus sebagai sebuah restoran pop up yang bisa dijajal selama ajang akbar Salone del Mobile 2016 di kota Milan. Restoran ini bukan sebuah restoran pop up pada umumnya. Pertama, proyek ini adalah sebuah instalasi hasil kolaborasi total dan berkonsep unik antara Caesarstone dengan Tom Dixon, desainer asal Inggris yang terkenal tidak peduli dengan tren dan kemapanan estetika.
Caesarstone adalah salah satu produsen terdepan lempengan batu kuarsa, dan lempengan batu permata untuk aplikasi dapur, dinding, lantai dan sebagainya. Menempati gedung bersejarah yang dibangun di abad 17, Tom Dixon melansir bukan hanya 1 instalasi melainkan 4 konseptual dapur yang terinspirasi dari 4 elemen : Air, Udara, Tanah dan Api. Ke empat konsep garapan Tom tersebut menempati berbagai ruang interior bersejarah mendemontrasikan multi talentanya dengan pemilihan warna dan materi desain batu kuarsa Caesarstone. Setiap rancangan dapurnya menyempurnakan mood and atmosphere setiap elemennya.
“ Tahun ini di Milan, kolaborasi saya dengan Caesarstone berniat untuk menginspirasikan desainer dan arsitek melalui interpretasi radikal bagaimana makanan dan surfaces dapat berinteraksi dalam berbagai cara, mengantarkan pengalaman kuliner yang menantang semua indera terhadap pengaruh materialitas, kemilau dan tektur. Merefleksikan 4 elemen yang sudah dikenal sejak abad pertengahan, kita mewujudkan smells, tastes, pengalaman visual yang khas untuk setiap ruang,” tutur Tom Dixon.
Untuk melengkapi cita rasa restoran pop up ini, Caesarstone menggandeng pakar kuliner Italia dari studio desain Arabeschi di Latte. Alhasil, setiap ruang dapur yang berbeda, Anda akan mengalami pengalaman kuliner yang unik dan berbeda satu sama lainnya.
Dapur berelemen Tanah yang terispirasi saluran air bersejarah romawi kuno mengandalkan nada warna-warna cokelat. Untuk ruang ini, seleksi lempengan batu kuarsa Caesarstone meliputi warna Tuscan Dawn dan Concetto Albero (precious stone) yang dipadu padankan dengan fosil kayu.
Dapur berelemen Api terinspirasi kayu hangus dan asap. Untuk ruang ini, warna hitam dramatis dan abu gelap dari Caesarstone seperti Vanilla Noir, Raven dan Coastal Grey dikombinasi dengan balok hitam berunsur warna emas.
Dapur berelemen Air mengambil inspirasi bentuk gerigi es yang kemudian diterjemahkan dalam spektrum warna abu dan nada putih dari Caesarstone.
Terinspirasi dari arsitektur perkotaan, dapur berelemen Udara dieksekusi dengan lempengan tipis Caesarstone yang berfungsi sebagai meja memasak. Untuk mengekspresikan semangat urban, diaplikasikan koleksi Raw Concrete dan Noble Grey.
Kolaborasi dan instalasi ini memang terbilang sangat unik. Meracik kepekaan seorang desainer handal seperti Tom Dixon dengan instalasi dapur dan kemewahan lempengan batu kuarsa Caesarstone. Untuk menyempurnakannya, semuanya dikemas dalam sebuah pesta kuliner yang tak terlupakan didalam sebuah gedung bersejarah dengan interiornya dari abad 17. Dan setiap ruang instalasi atau ruang dapur dimana pengunjung dapat menikmati sajian makanan layaknya sebuah restoran menjanjikan sensasi indera rasa dan pengalaman visual yang langka bahkan mungkin tidak pernah akan dijumpai lagi. Ini adalah sebuah instalasi interaktif bersinggungan dengan serunya dunia kuliner yang tak pernah surut. (JW)
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai Caesarstone ini bisa menghubungi Citatah di Jakarta.
Perayaan warna dan tektur terbaru untuk koleksi Caesarstone di 2016 dapat dibaca di artikel ‘Caesarstone – 2016 Collection’.
Saksikan juga tayangan video resmi dari Caesarstone berjudul “Caesarstone & Tom Dixon’s ‘The Restaurant’ at Milan Design Week 2016”.
PAÑPURI'S ART OF GIFTING COLLECTION – JOURNEY TO THE PEAK
Discover three new scents of the PAÑPURI's JOURNEY TO THE PEAK collection, which allows you to share happiness and well-wishes with yourself and your...
read moreNILUFAR AT SALONE ART + DESIGN IN NEW YORK
At Salone Art + Design in New York ( November 8-11, 2025) , Nilufar presented a curated selection of pieces that showcase the gallery’s vision of design...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreJFW 2025 OPENING PARADE ''Kain Nusantara''
Jakarta Fashion Week 2025 kicked off with a vibrant "Kain Nusantara" fashion parade, showcasing designs and brands using wastra fabrics, in line with the...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more