presented by

ARTJOG 2026 PERKENALKAN ‘ARS LONGA: GENERATIO’

SHARE THIS
82

Published by Sugar & Cream, Wednesday 10 December 2025

Images courtesy of ARTJOG

Babak Baru ARTJOG

ARTJOG 2026 kembali menyapa pencinta seni dengan mengumumkan tiga tema besarnya, sekaligus memperkenalkan Farah Wardani sebagai kurator tamu untuk tiga tahun ke depan, dalam acara sosialisasi tema di Pendopo Ajiyasa, JNM, Yogyakarta. Acara sosialisasi ini berlangsung pada Senin, 10 November 2025 yang dihadiri para seniman, rekan media, khalayak umum, dan berbagai pihak yang mendukung pelaksanaan ARTJOG.

Sebagai seorang kurator dan sejarawan seni, kerja Farah Wardani berfokus pada hubungan praktik seni, wacana generasional, dan dunia pengarsipan. Farah membagikan visi dan gagasan kuratorialnya untuk tiga tahun yaitu ‘Ars Longa’ yang berarti ‘Seni itu Panjang’. Payung tema ‘Ars Longa Trilogia’ ini kemudian dikembangkan menjadi tiga sub-tema: Generatio (2026), Legatum (2027), dan Mundus (2028).

Pada tema ARTJOG 2026 ‘Ars Longa: Generatio’ menjadi babak baru yang diharapkan membawa perubahan dan hal baru bagi seniman untuk menciptakan sebuah dialog antar generasi di antara para perupa, sekaligus menyambut dua dekade ARTJOG.

Farah Wardani

“Ada apa yang baru dan perubahan apa yang bisa diberikan oleh ARTJOG, dalam membuat programnya dan mengemasnya. Kami juga menantang teman-teman seniman untuk memberikan hal baru bagi ARTJOG, sehingga seni tidak begitu-begitu saja dan bisa memberikan makna lain bagi peristiwa seni di Indonesia. Mudah-mudahan ini bisa menjadi pencerahan dan pemantik untuk lahirnya gagasan-gagasan baru di tema ‘Ars Longa: Generatio’ tahun 2026,” ujar Heri Pemad.

Tidak hanya mengenalkan tema baru, ARTJOG 2026 juga tetap menghadirkan ruang-ruang inklusif dengan berbagai program khasnya. Seperti ARTJOG Kids, performa•ARTJOG, Exhibition Tour, Meet the Artist, Curatorial Tour, Artcare Indonesia, Jogja Art Weeks, dan Love 󰪕 ARTJOG.

Presented by Magran Living

Selain Farah Wardani sebagai kurator tamu, seniman Roby Dwi Antono juga terlibat sebagai Commissioned Artist ARTJOG 19 – Ars Longa: Generatio, yang semakin memperkaya pendekatan visual yang diproyeksikan tahun mendatang.

Farah Wardani memaparkan tema ARTJOG 2026Ars Longa: Generatio’, berangkat dari interpretasi kuratorial terhadap makna “seni itu panjang”, Ia memproyeksikan bagaimana seni dan para senimannya berkontribusi membentuk ’metanoia’ dan mendefinisikan ‘imajinasi sosial’ masyarakat sekarang ini, dan di masa depan. Sehingga hal ini juga memunculkan pertanyaan penting: Di mana posisi seni dalam era baru ini? Bagaimana praktik seni akan menemukan makna dan jalan hidupnya di masyarakat yang sedang terbentuk?

Bambang Toko Witjaksono | Roby Dwi Antono

“Tema ini membahas makna seni bagi generasi baru serta dialog antar generasi di antara para perupa. Generatio mendorong berbagai ‘reimajinasi seni’ dengan pendekatan dialogis, interdispliner, lintas generasi, serta respon artistik yang melampaui wacana dan representasi generasional yang sloganistis, pengkotakan secara hierarkis,” kata Farah Wardani.

Selain itu, pada ARTJOG 19 – Ars Longa: Generatio, Farah Wardani menawarkan sebuah ruang bernama ‘Dialogus’ dan ‘Prāctica’. Praktik yang dihadirkan dalam ‘Dialogus’ akan mengutamakan dialog antar generasi, atau dialog tentang persoalan generasional yang direalisasikan dalam karya kolaboratif. Sedangkan ‘Prāctica’ akan menghadirkan sejumlah karya seniman individu yang mewakili beragam praktik seni dan berbagai isu, wacana serta semangat zaman yang berkembang di generasi terkini, mulai dari dekolonisasi, materialitas, teknologi, ranah digital, sampai ke ekologi dan persoalan sosial-politik-ekonomi.

Heri Pemad

Sementara itu. Dave Lumenta, seorang dosen dan peneliti di Departemen Antropologi, FISIP, UI, membahas mengenai hubungan seni dan imajinasi sosial di dalam masyarakat. Melihat cara pandang daya imajinasi sosial yang tidak lagi terpaut pada institusionalisasi seni, sehingga terciptalah imajinasi sosial baru atau alternatif dari para seniman yang didasari akselerasi atau percepatan praktik-praktik yang terus mengontrol kehidupan sosial.

“Sebenarnya dari banyak praktik, banyak seniman yang ingin mengembalikan seni ke medan sosial kolektif. Jadi bukan berkarya untuk memenuhi validasi dari institusional, melainkan apa yang bisa diberikan untuk masyarakat. Mungkin seni sebagai penolakan kreatif atas imajinasi sosial lama juga perlu melawan edukasi sekarang yang hirarkis dan feodal“, ujar Dave Lumenta.

Dave Lumenta | Gading Paksi

Dengan hadirnya kedua narasumber pada sosialisasi ini diharapkan memantik semangat seniman muda dan memperkaya perspektif mereka. Oleh karena itu, ARTJOG kembali membuka kesempatan berpartisipasi bagi para seniman muda berusia 16-35 tahun melalui skema panggilan terbuka yang nantinya akan diseleksi oleh tim kurator ARTJOG. Aplikasi karya juga dibuka bagi anak dan remaja usia 6-15 tahun yang ingin berpartisipasi dalam program ARTJOG Kids.

Informasi mengenai syarat dan ketentuannya dapat diakses melalui situs www.artjog.id. Aplikasi seniman ini dibuka hingga 31 Januari 2026. (DR)

Magran LivingCoulisse | INK