presented by

BIASA PRESENTS THE RHAPSODY COLLECTION AT JAKARTA FASHION WEEK 2025

SHARE THIS
88

Published by Sugar & Cream, Tuesday 05 November 2024

Images courtesy of BIASA and JFW

Celebrating 30 Years

BIASA merayakan ulang tahun ke-30 dengan koleksi eksklusif ‘Rhapsody’ di Jakarta Fashion Week 2025, Pendiri sekaligus Direktur Kreatif Susanna Perini menggambarkan koleksi ini sebagai karya yang episodik namun terintegrasi, menampilkan berbagai suasana hati, warna, dan corak yang sangat kontras, memperlihatkan kebebasan dalam bentuk dan inspirasi spontan.

BIASA, yang didirikan oleh desainer Susanna Perini pada 1994 menjadi jenama yang memadukan kerajinan lokal dengan gaya minimalis Italia dan sentuhan modern. Etos ‘slow fashion’-nya telah menghasilkan kehadiran yang kuat di Bali dan Jakarta, dengan banyak butik dan galeri seni, serta banyak pengikut internasional.


Presented by Melandas Indonesia

Koleksi ‘Rhapsody’ BIASA menampilkan tiga kisah yang saling berhubungan: Harmony, Nature, dan ‘Sangha’ (komunitas), memamerkan prinsip inti, filosofi, warisan, dan gaya khas jenama ‘Extraordinary Simplicity’, yang mencerminkan esensi musikal dan puitisnya.

Pada Harmony (Harmoni), menampilkan desain yang rumit seperti motif Bali ‘Saput Poleng’, yang melambangkan dualisme. Koleksi khas merek ini dihidupkan kembali dengan elemen-elemen baru, menggabungkan elemen-elemen dari masa lalu. Koleksinya meliputi rok berlapis multifungsi, dibuat dari katun organdy, linen, dan sifon, dan menampilkan korset pita yang dijahit tangan, rok polkadot, celana panjang, dan sarung. Kain linen yang dipotong dan dijahit tangan juga ditampilkan pada gaun katun organdy dengan rok berlapis. Bralette dan rok berumbai macramé tenunan tangan dipadukan dengan atasan dan rok linen. Kaftan khas dengan detail aplikasi dipasangkan dengan sandal nelayan pita. Aksesorinya meliputi kalung resin tebal, gelang, dan tas monokrom dan origami dalam warna yang kontras.

Sedangkan untuk Nature (Alam), koleksi ini merayakan ‘slow fashion’ dan praktik ramah lingkungan dengan menafsirkan karakter, kualitas, dan simbolisme alam melalui warna nila. Koleksi ini menampilkan siluet besar atasan tanpa lengan, kemeja, celana panjang longgar, dan rok dalam warna nila dan putih, disajikan dalam katun, linen, dan sutra. Kaftan dan gaun longgar dengan potongan nila tua dipasangkan dengan gelang kayu, kalung rantai, dan sandal nelayan bermotif nila. Garis-garis yang dijahit tangan dan polkadot bersulam juga ditampilkan pada syal katun dan sutra, sarung, dan kemeja.

Dan, “Sangha”, istilah Sansekerta untuk komunitas, merupakan inti ajaran agama Buddha. Dalam BIASA, hal ini melambangkan komunitas yang berdedikasi untuk menegakkan nilai-nilai bersama seperti kesadaran, pengertian, penerimaan, cinta, dan harmoni. Koleksi ini menampilkan siluet berukuran besar dalam warna-warna tanah yang pekat, termasuk merah India, oranye, marigold, jeruk keprok, tango, sabia, dan tanah. Pakaian tersebut dipadukan dengan celana panjang model balon, kaftan, kemeja, dan mantel, serta gaun bervolume dengan rok berukuran besar. Aksesorinya meliputi sandal feminin, sepatu balerina suede warna-warni, serta gelang dan kalung kayu.

Susanna Perini, mengungkapkan kegembiraannya terhadap koleksi ‘Rhapsody’, yang akan ditampilkan di Jakarta Fashion Week 2025. Ia memuji kesederhanaan, pengerjaan yang rumit, dan kain yang ringan pada koleksi tersebut, karena koleksi tersebut mencerminkan komitmen BIASA terhadap kota yang dinamis dan masyarakatnya. Koleksi tersebut akan tersedia secara daring dan di toko-toko di Jakarta dan Bali mulai Februari dan Maret 2025.

Coulisse | INKZipblind & VF