Houses of Style and Inspiration
presented by

Bong Hostel, a Love Letter to Nature

12.12K

Text by Hermawan K, Images courtesy of Bong Hostel.


Thursday 29 March 2018

Bisa jadi Bong Hostel di pulau Nusa Lembongan, Bali ini menjadi terdepan tidak saja dalam mengedepankan “prinsip hijau” namun juga peduli dengan konservasi sosial dan budaya setempat.

Mengintegrasikan akomodasi, pengalaman lokal, kehidupan pulau, yang dikemas dalam arsitektur praktis dan menawan, Bong Hostel di Nusa Lembongan, Bali yang baru saja dibuka menawarkan lebih dari sekadar hostel butik.

“Spirit Bong terefleksikan melalui kekuatan kolaborasi antar berbagai keahlian. Kami berharap seluruh elemen masyarakat dapat menikmati dan mengapresiasi kesederhanaan dengan nilai-nilai alami dan mendasar,” ujar Ary Astina (Jerinx), salah seorang pemilik dan inisiator Bong, yang juga ikon dalam aktivitas sosial dan kultur urban.

Pemilik dan inisiator Bong lainnya, Putu Swantara Putra, yang bertindak sebagai arsitek, menambahkan, “Arsitektur Bong pada prinsipnya mengakomodasi fungsi dan manfaat ruang bagi lingkungannya, sekaligus merepresentasikan bisnis lokal yang baik.”

Bermalam di Bong Hostel adalah meresapi sensasi kedekatan dengan alam dan merayakan kelokalan.

Bertumpu pada prinsip berkelanjutan, Bong menjunjung konservasi sosial, budaya, dan lingkungan sebagai wujud komitmen untuk memberdayakan nilai-nilai lokal menjadi sebuah pengalaman tak terlupakan.

Upaya Bong untuk memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar meliputi penciptaan peluang kerja bagi masyarakat sekaligus meningkatkan keahlian mereka melalui pelatihan, kolaborasi dengan para pemasok lokal, hingga mendorong para tamu untuk berinteraksi secara aktif.

Dari perspektif arsitektur, Bong dibangun dengan berlandaskan pada kecintaan akan alam : mengutamakan bahan daur ulang dan bekas.

Bong merupakan sebuah karya yang memenuhi enam kategori yang dicetuskan oleh Green Building Council Indonesia:

Tepat Guna Lahan

Tidak hanya melestarikan kekayaan flora yang telah ada di lokasi, Bong juga merancang estetika lanskap dengan tumbuh-tumbuhan bermanfaat, selain bangunan yang mengikuti kontur tanah.

Efisiensi dan Konservasi Energi

Bong mengutilisasi sel surya untuk sistem yang digunakan di seluruh fasilitas. Untuk mengurangi konsumsi listrik, Bong didesain dengan mengatur sun shading, dinding yang landai, isolasi panas di atas langit-langit, taman di atap, dan ventilasi silang yang menciptakan sistem penyejuk udara alami.

Konservasi Air

Bong mengombinasikan biologi, saringan pasir, dan ozoniser di kolam renang yang mereplikasi ekosistem air alami, termasuk ikan dan tumbuhan air. Sistem penyaring yang diintegrasikan dengan Sewage Treatment Plant memungkinkan penggunaan ulang air dari pancuran, keran, dan bahkan toilet flush untuk menyiram taman dan mengisi ulang flusher tanks.

Sumber & Siklus Material

Bong dibangun berdasarkan sistem rangka, dengan mengombinasikan baja dan kayu yang membuat proses transportasi menjadi lebih efisien dari pulau utama di Bali ke Nusa Lembongan. Menggunakan e-board yang terbuat dari serpihan kayu dan serbuk gergaji yang diproses dengan tekanan tinggi, serta koran-koran lama yang diubah menjadi langit-langit.

Kualitas Udara & Kenyamanan Udara dalam Ruang

Bong memanfaatkan pencahayaan alami dengan jendela-jendela besar yang menghadap laut dan ventilasi silang pada langit-langit. Tidak ada unsur kimiawi yang digunakan pada material.

Manajemen Lingkungan Bangunan

Kolam renang di Bong bisa dibilang yang teraman dan paling bebas bahan kimia di Bali berkat penggunaan elemen biologi dan sistem saringan pasir. Sampah organik masuk ke fasilitas pengomposan yang dipergunakan untuk taman dan lahan tumbuhan. Selain permakultur, Bong juga memiliki fasilitas aquaponik dan hidroponik. Para tamu pun tidak akan menemukan material plastik pada peralatan dapur.